Ini Aksiku! Lantas, Apa Aksimu?

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya"

Saat memperingati Hari Pahlawan 10 November lalu kata-kata itu memang terhitung paling banyak saya baca dan saya dengar melalui berbagai media massa. Ya, Hari Pahlawan nyatanya memang merupakan salah satu bentuk penghormatan seluruh penduduk Indonesia atas perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan seluruh harta, jiwa dan raga demi membela Tanah Air kita tercinta ini, Indonesia. 10 November merupakan salah satu hari bersejarah yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia. 

Peringatan Hari Pahlawan merupakan satu kesempatan bagi seluruh bangsa, bukan hanya untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan dari para pahlawan yang gugur di medan perang demi memperjuangkan tegaknya bendera Merah Putih sebagai simbol merdeka-nya Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, peringatan ini juga merupakan suatu kesempatan bagi seluruh penduduk Indonesia untuk selalu memupuk kesadaran akan kecintaan kepada Bangsa Indonesia.

Tapi sebetulnya apa esensi yang bisa diambil dari peringatan Hari Pahlawan di era modern ini?

Menurut penglihatan saya, menurut apa yang saya alami sendiri, kenyataannya adalah bahwa peringatan Hari Pahlawan bukan lagi menjadi hari yang penting bagi para pemuda. Bahkan, perayaan Hari Valentine terasa jauh lebih meriah peringatannya jika dibandingkan dengan Hari Pahlawan. Kamu yang membaca ini, kalau kamu jujur pada diri sendiri, pasti kamu meng-iya-kan ucapan saya ini. Seiring berjalannya waktu, memang tidak bisa kita pungkiri bahwa sebagai pemuda kini peringatan Hari Pahlawan sebatas hanya menjadi suatu simbolisasi untuk mengingat jasa para pahlawan. Adapun seringkali yang saya lihat sekarang ini adalah bahwa esensi memperingati jasa para pahlawan bertarung menggunakan bambu runcing di medan perang disalah artikan oleh banyak para pemuda dengan aksi serupa, mempergunakan senjata tajam untuk kegiatan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan, tawuran antar pelajar ..untuk memperjuangkan ego dan kepentingan pihak-pihak tertentu.

Menghormati jasa para pahlawan saat ini tidak berarti para pemuda harus turun ke medan perang untuk membela Indonesia, tidak lagi demikian, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana para pemuda kini bisa turut berkontribusi aktif memperjuangkan kemajuan bangsa agar terus maju. Jadi, hari Pahlawan bukan hanya menjadi suatu ceremonial belaka, setidaknya akan ada nilai-nilai yang bisa diambil dari peringatan tersebut, yakni memperjuangkan perjuangan para pahlawan dengan medan perang yang berbeda dan dengan cara yang berbeda pula.

Bagi saya pribadi, Hari Pahlawan memang sudah bukan jamannya lagi melakukan kegiatan seperti halnya aksi masa lalu, tapi banyak aksi nyata yang bisa kita lakukan untuk turut berkontribusi bagi Indonesia. Kita bisa kok jadi pahlawan, dengan tindakan yang kita lakukan dan tentunya dengan cara kita sendiri. Salah satu contoh kecilnya adalah dengan memupuk kepedulian akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar.


Saya suka bergabung dengan sebuah komunitas sosial, entah itu untuk misi hanya sekedar kumpul-kumpul semata ataupun juga untuk mengemban suatu misi khusus yang bermakna. Ya, tidak bisa dipungkiri juga sekarang ini kian marak aksi sekumpulan anak muda yang membentuk kelompok khusus, dari yang hanya sekedar untuk terlihat eksis mulai dari klub mobil, klub motor, sampai dengan kelompok dengan misi menyuarakan gerakan cinta lingkungan seperti greenpeace, earth hour dan kelompok-kelompok lain sejenisnya.

Saya sendiri lebih suka dan tertarik untuk bergabung dengan kelompok-kelompok dengan tema gerakan mencintai lingkungan. Bagi saya, tergabung dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu itu selain mempunyai nilai manfaat dari apa yang kita lakukan juga bisa menambah begitu banyak teman dari berbagai latar belakang, gender, dan tidak terbatas usia.

Earth Hour! #IniAksiku
Earth Hour 2012 @Gedung Sate Bandung
 
Earth Hour sendiri adalah sebuah kampanye ramah lingkungan yang memfokuskan gerakannya pada penghematan penggunaan energi listrik. Dalam logo Earth Hour tahun 2012 pada bulan Maret lalu, dengan semboyan “Ini Aksiku, Mana Aksimu?”, seluruh penduduk dunia diajak untuk menghemat penggunaan listrik mereka, dimulai dari hal-hal kecil: mematikan lampu yang tidak terpakai. Beberapa landmark di Kota Bandung saat itu dipadamkan listriknya, seperti Gedung Sate, Jembatan Pasopati, Balai Kota, Unpad, ITB dan beberapa tempat lainnya selama satu jam, dari jam 20.30 sampai 21.30.

Earth Hour merupakan salah satu kegiatan kampanye WWF, yang berupa inisiatif global untuk mengajak setiap individu, berbagai komunitas, praktisi bisnis dan sektor pemerintahan di seluruh dunia untuk ikut turut serta mematikan lampu serta peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya. Bukan promo, tapi sungguh banyak sekali sesungguhnya pesan yang hendak disampaikan di kegiatan Earth Hour.

Tau nggak kamu dengan membiarkan alat elektronik seperti tv dalam posisi standby itu tetap menggerogoti energi listrik? Saya sebelumnya tidak tau, saya pikir dalam posisi standby alat-alat elektronik ini tidak menyedot listrik. Ternyata?!!! Iya, ituloh lampu merah kecil yang terus menyala itu diam-diam menguras energi listrik juga dan porsinya mencapai 10%. TV bukan satu-satunya alat elektronik yang mmenghabiskan listrik bahkan saat mengganggur alias dalam posisi standby, DVD, Microwave, komputer, laptop dan alat elektronik lain juga masih mengkonsumsi listrik walaupun tidak dipakai saat posisi standby... *Sigh*

Tabel Konsumsi Listrik dalam Kondisi Standby
 
Lalu saya mencoba mencari beberapa sumber, hanya sekedar ingin membuktikan menghabiskan berapa banyak energi listrik saat alat elektronik dalam posisi standby. Objeknya sendiri adalah TV dan laptop. Hasilnya?! TV dalam posisi standby 'menguras' energi listrik sebesar 5 watt. Nah, kalau benda itu saja yang dicolok sepanjang hari dalam posisi standby, energi yang terbuang sekitar 90 watt jam. Kemudian dikalikan sebulan 30 hari. Nah nah nah terus dikali tarif dasar listrik dan hasilnya coba hitung berapa rupiah yang terbuang percuma.

Merasa harga segitu tidak berarti apa-apa? Tunggu dulu. Itu baru di satu rumah loh, belum lagi jika didalam satu rumah alat elektroniknya lebih dari satu. Dan tau nggak berapa jumlah pelanggan PLN sampai saat ini? Lebih dari 45.000.000 pelanggan.

Katakanlah, cuma 10% dari pelanggan PLN yang sering meninggalkan TV dan Laptopnya dalam posisi standby. Yuk coba kita hitung 4.500.000 pelanggan x nominal rupiah yang terbuang perucuma. Berapa energi yang dibuang?

Nominal uang senilai Milyaran Rupiah terbuang secara CUMA-CUMA..

Intinya, kesadaran-kesadaran merubah pola hidup yang kecil memiliki dampak besar buat lingkungan. Jadi masih mau meninggalkan TV, Laptop dan alat elektronik lainnya dalam keadaan standby? #justAsking  



#Saya Memilah Sampah
Reduce, Reuse dan Recycle! Mungkin ini slogan yang cocok untuk dikaitkan dengan hal ini. Ya, saya memilah sampah. Kenapa? Soalnya dengan memilah sampah kita bisa memperbesar kemungkinan jangka waktu bertahan hidup yang lebih lama untuk sampah-sampah yang sebenarnya belum pantas dibuang dan masih terpakai alias sampah-sampah yang masih bisa di daur ulang. 

sumber gambar disini


Coba deh bayangkan bekas paket nasi kotak, kardusnya itu masih bisa dipakai, plastik-plastik wadah lauk atau sendok plastik masih bisa diolah menjadi biji plastik, dan berbagai jenis sampah lain yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan. Sedangkan, kalau kita buang semua sekaligus bisa jadi apa? Yap, tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah yang akhirnya menggunung dan menyebabkan banjir.

Hal ini juga bisa kita lakuin mulai dari hal kecil dulu kok, misalnya di kamar kost sendiri, lalu lingkungan rumah, kampus dan bahkan tempat kerja. Memisahkan mana sampah organik dan sampah non-organik. As simple as that.


#Save Badak Jawa!
'Satu langkah kaki kami menggambarkan semangat pelestarian badak jawa!' Begitulah slogan yang pertama kali disuarakan saat pembukaan kegiatan Fun Nature Tracking 10K yang bertajuk 'Run Rhino Run' yang dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang Banten ini. WWF Indonesia dan Komunitas Indo Runners memaparkan tujuan mengadakan acara ini adalah untuk meningkatkan kepedulian publik bagi konservasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Saya sendiri merupakan salah satu peserta yang beruntung karena berkesempatan mengikuti kegiatan ini. 

Fyi, ternyata Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah spesies badak yang paling langka diantara kelima spesies badak yang ada di bumi loh! Berbeda dengan spesies badak lainnya yang dapat kita temui di kebun binatang, badak Jawa hanya hidup di habitat alamnya dengan tingkat reproduksi yang cukup rendah, karena ternyata hewan ini mempunyai tingkat sensitifitas yang cukup tinggi! Dengan menyuarakan gerakan ini, saya dan teman-teman komunitas lain berharap dapat menumbuhkan kepeduliah publik untuk menyelamatkan badak Jawa yang jumlahnya kian menipis.
Run Rhino Run; Aksi Meningkatkan Kepedulian Publik untuk Badak Jawa
Gerakan ini hanya salah satu contoh kegiatan yang bisa terus dilakukan sebagai salah satu bentuk perwujudan nyata kepedulian kita untuk menjaga kelestarian hewan-hewan langka. Dengan terus menerus menyuarakan dan mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung serta menyadari pentingnya hal ini, kita secara langsung dapat dikatakan juga ikut berperan dalam penyelamatan ekosistem alam.

#Gabung Mulung Tidung
Saya jadi tukang sampah! Serius. Yap, tanggal 29-30 September kemarin saya beserta sekitar lebih dari 1400 teman lainnya menjadi pemulung sampah sehari di Pulau Tidung, salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta. Dengan tema 'Recycle for a Better Future' konsep yang utama dari acara ini masih sama, ya! kegiatan bersih-bersih dengan cara mulung sampah. Seluruh peserta GMT 3 dan masyarakat lokal sekitar bersama-sama saling bahu-membahu membersihkan sampah disekitar pulau, baik yang ada di sekitar pesisir pantai ataupun di pemukiman penduduk, terutama sampah non-organik yang mana kita ketahui bahwa jenis sampah ini tidak dapat terurai sampai kapanpun.



Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil manfaat ekonomi dari sampah. Adapun untuk mendukung peng-implementasian program 3R, yakni: Reduce (pengurangan sampah), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (pendaur ulangan sampah), pada GMT juga dilakukan program edukasi melalui penyuluhan mengenai pengelolaan sampah. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai berbagai cara pengelolaan sampah yang bisa dilakukan dalam usaha meminimalisir pembuangan sampah, baik mulai dari pemisahan sampah organik dan non-organik sampai pada bidang pemberdayaan lingkungan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, mereka dan kita semua, dapat lebih peduli terhadap kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Pada kegiatan GMT 3 kemarin juga rencananya akan disosialisaikan pembangunan Rumah Daur Ulang dan pengembangan Bank sampah di Pulau Tidung dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Pulau tidung ini dikeliling pantai dangkal yang bergradasi putih karena ditumbuhi karang yang nampak kasat mata. Nuansa laut warna biru kehijauan dan lebih jauh biru gelap yang merupakan pertanda laut dalam menyajikan suatu lukisan alam yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata selain 'indah'.

Dengan potensi wisata yang begitu besar ini, menurut saya, seharusnya pemerintah setempat lebih serius mengelola potensinya ini dengan membangun sarana dan prasarana pendukung pariwisata dengan turut melibatkan peran serta masyarakat lokal sekitarnya. Kegiatan ini juga bisa menjadi salah satu kegiatan positif untuk menarik para wisatawan asing maupun lokal untuk mengunjungi wilayah ini, yang dengan tidak langsung juga berarti membantu perekonomian masyarakat sekitar.


#Slogan "Save Our Earth" dan sebuah kesalahpahaman
Bumi bisa menyelamatkan diri, manusia tidak. We need to save ourselves, Earth is stronger. Bumi punya kemampuan memulihkan diri, peradaban manusia tidak. Kita bisa saja mencemari bumi habis-habisan dengan sampah, merusak ekosistem hutan dan memburu habis hewan yang berarti merusak rantai makanan di alam, tapi nanti kita yang akan tercekik sampah kita sendiri. 

Perubahan iklim merupakan salah satu dari ancaman kehidupan di Bumi yang paling signifikan. Dan salah satu cara untuk menghambat percepatan sumbernya adalah dengan mengajak setiap individu melakukan perubahan gaya hidup ..bisa dimulai dengan merubah dari yang paling sederhana dan murah, yaitu hemat energi dan peduli akan alam. Disini bergaya hidup hemat energi bukan hanya denga menghemat energi listrik saja, tetapi harus dibuktikan dan dilakukan setiap harinya dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti memaksimalkan kendaraan umum untuk berpergian, hemat air, penanaman pohon, dan kegiatan lainnya.

Pergerakan kampanye online mendukung berbagai kegiatan sosial memang bisa menjadi salah satu alternatif jitu untuk menarik perhatian publik. Saya selalu merasa bangga saat melihat para anak muda yang setiap harinya mengibarkan semangat luar biasa dan saling mengingatkan melalui jejaring sosial media, baik itu melalui tulisan maupun foto-foto yang menggambarkan semangatnya! Dan gerakan-gerakan semacam diatas cuma sebagian kecil dari begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia, terutama para kalangan muda.

Jadi menurut saya, kita bisa kok menjadi pahlawan, dengan langkah yang kita ambil, dengan cara kita sendiri.. Ini Aksiku! 

Lantas, Apa Aksimu? #AksiIndonesia



 
xx
agistianggi


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.lintas.me/